Pemain Seri-A yang Nomor Pungungnya di Museumkan

Loyalitas dan prestasi selalu mendapat penghargaan cukup tinggi. Dalam dunia sepakbola ada penghargaan secara khusus yang diberikan pada pemain yang telah memberikan loyalitas dan prestasi tinggi tersebut. Salah satu penghargaan unik namun bermakna dalam adalah tidak lagi mempergunakan nomor punggung si pemain alias dimuseumkan. Beberapa pemain yang nomor punggungnya diabadikan atau tidak boleh dipergunakan lagi di bawah ini:



1. Paolo Maldini (No 3/AC Milan)

Bagi para Milanisti (sebutan pendukung Milan), tak ada pemain yang bisa mengalahkan defender, Paolo Maldini yang memutuskan pensiun di usia 43 tahun belum pernah meninggalkan AC Milan. Bahkan karier bersama Rosonerri dimulai sejak junior pada tahun 1978, sebelum akhirnya naik tahta ke tim senior pada tahun 1984. Dalam rentang waktu 25 tahun, Maldini telah memperkuat pasukan Merah Hitam sebanyak 647 partai dengan sumbangan gol 29 serta 25 gelar yang dipersembahkannya. Selain menjadi kapten Milan, putra Cesare Maldini ini juga merupakan kapten timnas Italia. Atas jasanya tersebut, Milan memutuskan nomor punggung yang dikenakannya di museumkan.




2. Franco Baresi (No 6/AC Milan)

Kariernya lebih senior dari Paolo Maldini, namun dedikasi Franco Baresi untuk AC Milan hanya berlangsung selama 20 tahun. Tepat saat pengunduran dirinya dari Milan, Baresi memasuki usia 37 tahun. Dengan segala sumbangsihnya termasuk memainkan 719 partai dengan 33 gol dan 21 gelar, Baresi dianggap sebagai pemain dengan loyalitas tinggi. Totalitas yang diperlihatkan selama di San Siro, Baresi berhak menyimpan nomor punggung 6 yang dikenakannya di museum Milan.




3. Roberto Baggio (No 10/Brescia)

Pemain yang dilahirkan di Caldogno, 18 Februari 1967 tersebut sebenarnya hanya empat tahun saja membela Brescia. Tepatnya pada musim 2000 hingga 2004. Namun prestasi yang diberikan pada tim kecil tersebut telah mengangkat harga diri Brescia di Seri-A. Dalam dedikasi singkatnya itu Baggio bermain sebanyak 95 kali dengan sumbangsih gol 45. Namun beberapa prestasi yang bisa membuat Brescia bangga seperti penampilan ke-300 dalam kariernya yang juga ditandai mencetak gol ke gawang Piacenza dilakukan bersama tim berlambang Singa itu. Prestasi mengangkat Brescia menjadi tim yang disegani membuat nomor punggung 10 di istirahatkan selamanya, seiring dengan pensiunnya Roberto Baggio.



4. Aldair (No 6/AS Roma)

Pemain bernama lengkap Aldair Nascimento dos Santos ini mengawali karier bermain bola di negara asalnya Brasil, bersama klub Flamengo, lantas hijrah menuju Portugal untuk bergabung bersama Benfica, sebelum akhirnya mendarat di Liga Seri A Italia bersama AS Roma. Tepatnya pada musim 1990 hingga perjalanannya berlangsung selama 13 tahun. Sejak kehadiran Aldair di Roma, tim berlambang Srigala ini menjadi salah satu kekuatan baru. Menemani Roma dalam 415 laga dan menyumbang 20 gol adalah prestasi tersendiri. Bahkan sejak lini belakang bersama Aldair, Roma menjadi tim dengan pertahanan paling solid. Prestasi terbaiknya memberikan double winner bagi Roma di musim 2001 dengan merebut Italian League dan Italian Super Cup yang sebelumnya belum pernah dirasakan. Atas dedikasinya Roma tak lagi memberikan nomor punggung 6 yang dikenakan Aldair pada siapa pun hingga kini.





5. Diego Armando Maradona (No 10/Napoli)

Sebelum kehadiran Diego Armando Maradona, Napoli tak pernah merasakan gelar juara Seri A sejak berdirinya klub tersebut. Namun setelah bergabungnya Maradona pada 1984, sejarah emas langsung di torehkan. Tidak tanggung-tanggung gelar Seri A bisa dirasakan Napoli dua kali yaitu musim 1986/87 dan 1989/90. Tidak hanya itu gelar Piala Italia dan Piala UEFA pun bisa hampir di markas Napoli. Sebagai wujud terima kasihnya publik Napoli membuatkan patung Maradona di tengah kota. Dan nomor punggung 10 yang dikenakannya tak lagi di pakai pemain lain. Sebenarnya Maradona memperbolehkan nomor 10 di Napoli kembali digunakan, terutama pada Ezequiel Lavezzi yang juga asal Argentina. Namun Lavezzi menolaknya lantaran nomor tersebut adalah nomor yang harus selalu dihargai.




6. Giacinto Facchetti (lahir 18 Juli 1942 – meninggal 4 September 2006 pada umur 64 tahun)

adalah seorang pemain sepak bola Italia. Ia adalah mantan pemain tim nasional sepak bola Italia pada Piala Dunia FIFA 1966, 1970, dan 1974. Ia juga salah satu pemain yang sukses mengantarkan Italia menjadi juara Piala Eropa pada tahun 1968 yang berlangsung di Italia. Pada Piala Dunia 1970 – ketika menjabat sebagai kapten tim – ia sukses membawa tim Azzuri sampai di babak final (kalah 1 – 4 dari Brasil).

Facchetti yang berposisi sebagai bek sayap ini juga telah mengantarkan klubnya, Inter, ke tangga juara Liga Italia sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1963, 1965, 1966 dan 1971 serta gelar Liga Champions Eropa pada tahun 1964 dan 1965.



Baca Juga Postingan Terkait Lainnya Sob :


0 Response to "Pemain Seri-A yang Nomor Pungungnya di Museumkan"

Posting Komentar